KEMBARA
Puisi kecil 2: Dedikasi buat para pengembara kehidupan Kembara kali ini, ku kira agak panjang, beribu liku. Laluan kali ini, benar-benar kelam, batuan keras jelas mencengkam, duri tajam betul menikam, Luka jelas menggenggam. Ku leka, terus dibuai kicauan alam, tidak sekali kusedar, kaki yang penuh debuan pasir, sedang menapak di bumi yang asing, suara yang pernah menyinggah, kian menghilang, hanya bunyi angin kedengaran, menumpang butir-butir debu berterbangan, sunyi dan sepi. Ku terdiam, ku mengorak langkah tanpa tujuan, episode indah seperti hilang makna, destinasi asal seperti bayangan mimpi, pandangan makin kelam dan gelap. Ku tunduk, air jernih mula gugur, halus dan lurus, membasah bumi, serentak dan hilang kemudian, emosi yang menerpa, jelas menggesa air mata menyapa, dan dalam sepi, sejuta persoalan menapak lalu fikiran mula bertuhankan rasa. Ku alpa, dalam sibuk mencari jalan keluar, cahaya yang hadir bertalu, ku abaikan, padahal ia ada bertebaran, beri sinar pada jiwa-jiw